Rangsang Inovasi Mahasiswa, Mikti Gagas Startup Merdeka

By | October 30, 2021

Bandung – Inovasi menjadi keyword dalam membuatkan industri digital yang di sekarang ini makin luas. Talenta-talenta muda yang hendak membangun karier profesional di bidang tersebut perlu diasah biar makin kreatif dan menciptakan penyelesaian teknologi yang diperlukan masyarakat.

Hal ini mendasari Masyarakat Industri Kreatif Digital Indonesia (MIKTI) dalam mendesain ‘Startup Merdeka’.

Program berformat studi independen bersertifikat ini dirancang untuk memandu mahasiswa mempraktikan secara pribadi banyak sekali metode dalam proses pengembangan produk berbasis penemuan teknologi mulai dari tahap validasi permasalahan, rumusan ilham solusi, validasi target pasar dan pengembangan prototipe produk model awal.

Ketua Umum MIKTI Joddy Hernady mengatakan, di tengah pesatnya kemajuan industri berbasis penemuan teknologi di saat ini, kampus memiliki
peran yang makin signifikan.

[irp]

Kampus berperan dalam melahirkan perintis jerih payah (startup founder) yang jago dalam mendatangkan penyelesaian teknologi yang berefek luas bagi masyarakat.

“Berbagai jerih payah rintisan digital setempat yang bermetamorfosis menjadi raksasa teknologi menyerupai Gojek, Bukalapak, Tokopedia dan Traveloka tak lepas dari kehadiran talenta-talenta yang kompeten dari bangku kuliah,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Kamis (23/9).

Namun, menurutnya para generasi penerus tersebut mesti terus berinovasi biar peluang makin terbuka.

“Karena itulah pengenalan metode pengembangan penemuan sedini mungkin mutlak diinginkan biar lulusan kampus sanggup lebih siap menekuni ke industri, baik
sebagai profesional maupun wirausahawan,” ungkapnya.

Joddy optimistis kesibukan ‘Startup Merdeka’ bisa merangsang mahasiswa untuk terus berinovasi. Program yang disokong ZTE ini menggunakan platform khusus inipun sejalan dengan datangnya kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

“Startup Merdeka ini akan memfasilitasi mahasiswa untuk mempelajari sejumlah metodologi penemuan yang sudah dipraktekkan secara luas di tingkat global,” tuturnya.

Nantinya dalam kesibukan berdurasi 14-16 pekan (20 SKS) ini akseptor akan didampingi pribadi oleh para mentor yang mempunyai pengalaman lebih dari 10 tahun di banyak sekali bidang startup dan proses penemuan berbasis teknologi.

Startup Merdeka akan memfasilitasi mahasiswa selaku kandidat pendiri startup untuk mengawali langkah lebih dini sejak bangku kuliah.

Saat ini, menurutnya terdapat 110 mahasiswa yang siap mengawali perjalanannya selaku startup founder maupun profesional di industri kreatif yang berasal dari banyak sekali tempat mulai dari Aceh sampai Sulawesi.

[irp]

“Saat kick off kesibukan ini secara virtual (Rabu, 15 September), didatangi oleh seluruh peserta, dosen perwakilan dari sekolah tinggi tinggi akseptor berasal, serta MIKTI selaku pengurus kesibukan dan ZTE selaku sponsor program,” ujarnya.

Pada kesibukan tersebut juga diselenggarakan sesi kuliah biasa tentang “Mentalitas Founder” oleh Hari S. Sungkari, seorang digital preneur dan mentor yang juga merupakan Deputi BEKRAF dan Kemenparekraf periode 2015-2021. Dalam paparannya, Hari menjelaskan, wirausahawan tidak dibangun dalam satu dua hari saja.

“Semuanya butuh proses, terlebih usia mahasiswa masih muda. Ini merupakan peluang emas untuk sebanyak mungkin belajar, sebanyak mungkin mencoba, menjalani banyak sekali proses,” tutur Hari.

Saat ini, menurutnya banyak sekali kesibukan dan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk menjadi seorang pendiri startup. Ekosistem dan teknologi di sekarang ini sungguh mendukung, tinggal dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Pada di saat proses pendanaan, menurutnya Venture Capital akan menyaksikan aksara dari founders, alasannya merupakan itu modal paling besar dari suatu startup merupakan Founder Character. Program Startup Merdeka juga disambut baik oleh banyak sekali kampus sekolah tinggi tinggi.

Sejumlah sekolah tinggi tinggi menghendaki koordinasi berkesinambungan dengan MIKTI untuk sanggup lebih
mengembangkan kesibukan sejenis di kampusnya sehingga sanggup memfasilitasi lebih banyak mahasiswa yang terpesona pada bidang penemuan teknologi dan startup.

[irp]

“Program ini sudah dirancang biar sesuai dengan ketentuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sehingga membuat lebih mudah kami (pihak kampus) untuk mengerjakan konversi SKS sesuai bimbingan Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” katanya.

Dekan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Fahmi, mengaku bersemangat dengan kesibukan Startup Merdeka ini. “Kami ingin bertambah banyak mahasiswa yang berani untuk merealisasikan idenya menjadi startup,” ujarnya.