Bandung – Setelah delapan tahun eksis di dalam negeri berbagi teknologi akuakultur, kini eFishery mulai merambah ke luar negeri. Diharapkan keberhasilan di dalam negeri sanggup menular ke negara lain.
Hal tersebut diungkapkan oleh Co-founder dan Chief of Staff eFishery Chrisna Aditya. Ia menuturkan, di tahun 2021 ada dua negara yang sudah diujicoba oleh perusahaan rintisan asal Bandung tersebut.
“Kita tahun ini sudah perluasan ke Thailand dan Vietnam. Tahun depan dua negara gres lagi,” ujar Chrisna dikala mengobrol di kantor eFishery yang berada di Cimenyan, Kabupaten Bandung, Rabu (14/9).
Chrisna menuturkan, tidak banyak perbedaan dalam pengembangan teknologi yang dipakai untuk dipakai di luar negeri. Teknologi yang dipakai merupakan pemberi pakan ikan otomatis yang terkoneksi dengan telpon cerdas merupakan eFishery Feeder.
Namun, sejumlah pendekatan berlainan dijalankan perusahaan rintisan produksi anak Institusi Teknologi Bandung (ITB) ini. Di mana, pihaknya akan menjalin koordinasi bareng perusahaan setempat yang memiliki konsentrasi di bidang perikanan.
[irp]
“Strateginya kita lebih coba menggandeng perusahaan setempat yang sanggup jadi partner kita. Kemudian edukasi ke petani di sana,” ungkapnya.
Tahapan edukasi pun tahapan penting, alasannya perbedaan bahasa menjadi kesusahan tersendiri. Sama halnya di Indonesia, pendekatan bahasa tempat terbukti memamerkan respons manis dari peternak.
Selain itu, suatu pilot project dipraktekkan apalagi dahulu. Apabila pilot project itu berhasil, maka tahapan komersialisasi mulai diterapkan.
“Budidayanya di sana kadang beda. Kita pakai pilot project dulu. Ketika sudah sesuai, mulai tahapan komersial,” ungkapnya.
Sekadar diketahui, di dalam negeri, aplikasi eFishery pun sudah dimanfaatkan oleh 18 ribu peternak. Semuanya tersebar di seluruh Indonesia dan didominasi oleh peternak dari Jawa Barat.
Chrisna menuturkan, penggunaan teknologi eFishery Feeder cukup efektif menekan penggunaan pakan sekitar 30 persen. Penggunaan teknologi pun mengganti kebiasaan peternak yang lazim memboroskan pakan tanpa perkiraan yang baik.
“Ngomongin efisiensi sanggup hingga 30 persen pemakaian pakan. Secara finansial juga menekan ongkos pembelian pakan yang lazim hingga Rp 100 juta, kini cuman Rp 80 juta,” ungkapnya.
[irp]
Dirinya pun menargetkan, akan ada satu juta peternak yang bekerjasama dengan eFishery dan menggunakan teknologi eFishery Feeder dalam tiga tahun ke depan.
“Target tiga tahun ke depan ingin ada 1 juta petani. Untuk Jabar sendiri kita akan penetrasi di Indramayu, Subang dan Bogor,” pungkasnya.