Jakarta – Bisnis waralaba atau kemitraan bidang masakan yang dapat bertahan dan masih superior di tengah gempuran pandemi, adalah bisnis fried chicken. Bisnis ini sering dijumpai di pinggir jalan. Lalu menyerupai apa peluangnya di Pandemi COVID-19, cekidot klarifikasi lengkapnya di d’Mentor bareng Pakar Marketing dan Managing Partner Inventure Yuswohady.
“Bisnis fried chicken gerobakan utamanya menjadi booming di masa pandemi, kita tahu mobilitas kita keluar kian terbatas. Kaprikornus chanel itu mendekati customer, makanya banyak gerai-gerai yang ada di mall mulai keluar dari mall dan membuka pop up chanel salah satu gerobak ini, mendekati customer.
Pertama dari sisi kedekatan beliau (bisnis fried chicken) mendekat ke customer makanya beliau lebih dikehendaki oleh customer, kedua dari sisi fried chicken sebab ayam tidak bosan-bosan, nasi sama ayam itu tidak pernah jenuh artinya konsumsi tidak kenal waktu,” ujar Yuswohady dalam program d’Mentor detikcom, Rabu (8/9/2021).
[irp]
Yuswohady menyampaikan ayam memiliki pasar yang luas, sebab kebiasaan makan ayam itu begitu biasa di Indonesia. Sementara dari sisi versi bisnis gerobakan dinilai ramah di dikala pandemi COVID-19.
“Ini lebih terbuka dan mendekat customer tersebar ke customer bahkan tersebar ke kampung-kampung sehingga customer akan memutuskan yang terdekat, secara mobilitas tidak jauh secara keselamatan dari COVID-19 bisa terjamin. Kira-kira menyerupai itu kenapa format gerobakan lebih dikehendaki di masa pandemi,” tuturnya.
Yuswohady menganggap bisnis fried chicken gerobakan lebih disenangi penduduk Indonesia khususnya tempat perkotaan, Lantaran ayam goreng sudah menjadi masakan sehari-hari di penduduk dibandingkan dengan yang lain.
“Market sudah jadi dan tradisi makan ayam sudah mendarah daging, sehingga kebiasaan konsumsi sudah terbentuk. Sehingga pemain banyak pun, market enggak akan habis, itulah kenapa ayam peluangnya sungguh bagus,” ujar Yuswohady.
[irp]
Yuswohady katakan bisnis fried chicken gerobakan mulai menjamur sebelum dan sehabis pandemi, sebab ada aspek kebiasaan penduduk yang suka makan ayam. Meski begitu versi bisnis kemitraan atau franchise makin menjamur baik pandemi maupun setelahnya.
“Tapi aku perkirakan di masa pandemi dan sesudah pandemi, di saat mobilitas pelanggan itu kian terbatas chanel yang mendekat pelanggan itu kian diinginkan, salah satu yang aku prediksi yang mau terjadi, salah satu gerai-gerai yang ada di mall ekspresi dominan ke depan akan keluar dari mall, beliau akan ke jalan-jalan dengan desain outdoor restoran.
Kaprikornus konsepnya outdoor. Itu yang aku kira bisnis versi kaya Hisana atau Sabana ini nanti sesudah pandemi akan lebih bertumbuh lagi, sebelum pandemi berkembang sebab ayam tetapi sesudah pandemi akan lebih growing sebab desain aksesibilitas, ini yang aku percaya akan jadi kreatif chanel lebih disenangi customer,” tutupnya.