Jakarta – Masakin Group & co-Founder Menantea Bisma Adi Putra mengungkapkan, tren bisnis masakan kontemporer memiliki potensi cuan yang besar. Konsep versi yang sederhana ini menghasilkan pelaku kerja keras sekalipun pemula sanggup dengan mudah menerapkannya.
Kenapa disebut sederhana? Karena tidak memerlukan modal besar, daerah luas, atau karyawan yang banyak. Bisma mengatakan, pelaku kerja keras masakan kontemporer di sekarang ini sanggup menegaskan menghasilkan merk sendiri atau menjadi teman franchise. Kemajuan teknologi pun menuntut pelaku kerja keras untuk aktif penawaran khusus di media sosial.
“Untuk mengetahui bisnis kontemporer itu kita umurnya boleh renta tetapi jiwanya mesti jiwa muda. Kalau mikirnya cuma sekedar jualan dan modalnya (makanan yang dijual) nikmat itu udah nggak sanggup sekarang. Sekarang itu mesti udah mikirnya main di sosial media, platfom F&B dan tiap tahun niscaya ada (tren) gres bermunculan,” kata Bisma dalam kesibukan d’Mentor, Rabu (6/10/2021).
Bisma yang juga sekaligus selaku konsultan bisnis di bidang F&B juga menyebut, menekuni ke dunia F&B ini perlu memperhatikan beberapa hal sebab bisnis masakan mengandalkan pada transaksi harian. Salah-salah langkah sanggup untung sekaligus buntung cepat.
“Kenapa buntung cepat? Karena F&B itu sifatnya per hari, cash flow saban hari terjadi. Begitu kita nggak kendali (manajemen sampai keperluan operasional) sebulan sekali celah nya itu banyak sekali,” ujarnya.
[irp]
Agar sanggup menjadi citra usahawan pemula atau pelaku kerja keras yang ingin membuatkan usahanya lewat tren kekinian, Bisma membagikan beberapa kiat yang boleh dan dihentikan dijalankan di saat melakoni bisnis masakan kekinian:
Do :
- Manfaatkan saat-saat dan ketepatan waktu.
- Buat produk yang sedang kontemporer (viral) dan ditambah inovasi sanggup dari varian rasa atau bungkus yang menarik.
- Bom di media sosial, tujuannya laksanakan penawaran khusus besar-besaran misalnya lewat iklan, penawaran khusus ‘Buy 1 Get 1’, potongan harga 30% sampai endorsement lewat influencer.
“Namanya ngikutin tren niscaya ada barter, barternya budget. Harus berani tembak di depan, ya namanya bisnis, ada investasi,” ujar Bisma.
Don’ts:
- Jangan ragu-ragu, jangan setengah hati. Apabila setengah hati, pelanggan sanggup mencicipi produk tersebut cuma tiruan dan cuma meramaikan pasar.
- Jangan selow. Jika ingin mengikuti arus tren dan kekinian, maka pelaku kerja keras dituntut untuk gerak cepat demi mengejar-ngejar omzet. Setelah omzet tercapai barulah metode bisnis dibenahi misalnya menyerupai dokumen atau nota pemasukan (yang sifatnya ideal).